Monday, May 5, 2008

2 Weeks with Posko Jenggala (part 01)

Bulan ini agustus 2007. Musim liburannya para Mahasiswa. Sebagian besar teman" memilih untuk pulang ke kampung masing" guna menjalankan program penggemukan badan setelah berbulan" melakukan program diet terpaksa secara ekstrem, atau menjalankan misi tebar" pesona di kampung masing". Sebentar lg kan 17 agustusan, kalo dikampungku pasti lg diramaikan dgn berbagai acara 17an. Moment yg sangat tepat buat menebar pesona sm anak" SMU.

Tapi, sy sendiri lg malas pulang kekampung. Bukannya tdk rindu sm keluarga, tp September nanti kan sdh msk bulan puasa, kalo pulang sekarang kayaknya buang" ongkos sj. Lagipula ada tawaran kerja yg menarik dgn bayaran yg lumayan dari temanku Adam. Pekerjaan yg ditawarkan sm sy itu adalah menjadi relawan bencana banjir di Kab. Morowali Sulteng bersama rombongan dari Jakarta yg namanya Posko Jenggala. Sayang kalo dilewatkan. Lagipula bisa nambah" pengalaman yg siapa tahu bisa buat nambah panjang daftar pengalaman kerja di CVku nanti, hehe... Rombongan itu rencananya baru akan menghubungi sy setelah tiba di Makassar. Rombongan kemudian akan di bagi menjadi 2 yg melalui jalur darat dan udara. Kami akan bertemu di Sorowako. Baru setelah itu perjalanan akan dilanjutkan melalui jalur darat menuju ke lokasi. Setelah mereka tiba sy lalu dihubungi oleh Aan. Dialah yg memberitahukan Adam tentang pekerjaan ini. Aan dulu sekampus dengan Adam dan sy cukup mengenalnya karena kami sering ketemu di pondokan kalo sedang bersama Adam.

Pagi itu Aan menghubungi sy (Sy lupa tanggal berapa tepatnya). Dan kami janjian akan bertemu di Hotel Santika karena akan berangkat menuju ke lokasi malam ini jg. Maka pagi itu jg dgn persiapan seadanya sy pun berangkat ke Hotel Santika. Begitu tiba di Hotel sy segera menghubungi Aan, dan ternyata dia sedang ada keperluan diluar. Sy diminta untuk menunggunya dan sekalian berkenalan dgn rombongan yg ada disitu. Sy pun lalu berkenalan dgn mereka. Rombongan ini ada 9 orang termasuk Aan. Mereka adalah Dr. Gitawan, Dr. Rizal, Bang Irvan, Bang Adi, Bang Zein, Mas Munir, Bang Upan, dan Ika. Mereka ini rombongan yg akan melalui jalur darat menuju ke Sorowako. Sedangkan yg Melalui jalur udara rupanya sudah berangkat sejak malam td. Aan datang tdk lama kemudian. Karena kami baru akan berangkat pada malam nanti, maka siang itu kami lebih banyak duduk" ngobrol dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk keperluan selama di Morowali nanti. Bahkan, sy berempat dgn Aan, Bang Adi, dan Dr.Rizal masih menyempatkan jalan" menikmati sop saudara.

Malamnya kami mulai mempersiapkan diri. Barang" dan obat"an yg akan dibawa ke Morowali akan diangkut dgn 2 mobil Box ukuran sedang. Pada saat pukul 12 malam, kami pun berangkat dgn 2 mobil kijang baru dan 2 mobil Box. Meninggalkan Makassar kami singgah di Pangkep untuk makan malam. Berhubung selepas maghrib td kami sangat sibuk melakukan persiapan jd kami baru bs makan malam jam 1 mlm. Luar Biasa, jam 1 malam br makan malam. Setelah makan malam yg sangat terlambat itu, kami pun kembali melanjutkan perjalanan. Sy yg tdnya berada di salah satu mobil Kijang kemudian memisahkan diri ke salah satu mobil box agar komunikasi antar mobil bisa lancar. Berhubung cukup lelah maka sy pun tertidur di mobil ini, sambil sesekali terbangun ketika dikejutkan oleh panggilan melalui Walkie Talkie yg kami gunakan untuk komunikasi antar mobil. Sekitar jam 4 subuh, sy tiba" dikejutkan oleh mobil yg berjalan oleng. Karena khawatir (Takut jg cing..) sy pun terbangun. Tampak oleh sy sang sopir mulai menunjukkan tanda" mengantuk. Gawat nih. "Nda apa" pak??" tanya sy pada sang sopir. "Maaf mas, sy agak mengantuk" jawab si sopir itu. Memang tampak sekali olehku kalo si sopir ini sdh sangat mengantuk. "Tp nda apa"kan??" Tanyaku lg khawatir, sambil berusaha menyembunyikan rasa takutku. "Iya nda apa-apa" jawabnya lg. Tdk lama kemudian, setelah berulang kali membuat mobil itu oleng kekiri dan kekanan, bersama dgn mobil box yg satunya lg, kami memutuskan untuk singgah ke sebuah warung untuk mengistirahatkan diri. Baru pada pagi harinya kami melanjutkan perjalanan. Otomatis kami tertinggal jauh dari kedua mobil kijang yg berjalan di depan kami. Di warung itu sy tdk bisa tidur. Terpaksa deh sy nongrkong sendirian ditemani teh panas dan Mbak penjaga warung sambil menunggui kedua sopir itu bangun dr tidurnya. So sad..

Paginya kami pun melanjutkan perjalanan. Berhubung kami sdh sangat jauh tertinggal, maka kedua mobil box itupun melaju gila"an. Kedua sopir itu keadaannya seperti baru sj dicharger melampaui batas normal. Maka beberapa jam kemudian kamipun bertemu dgn kedua mobil kijang tersebut, yg sedang beristirahat makan siang sambil menunggu kami di sebuah warung di daerah Palopo. Setelah makan siang dan beristirahat sebentar, rombongan kembali melanjutkan perjalanan. Keempat mobil ini melaju seperti dikejar setan. Dan mobil yg sy tumpangi berada paling belakang. Karena mobil kami paling belakang dan ketiga sopir mobil di depan berlaku seperti pembalap yg apabila tdk memenangkan kejuaraan akan ditembak mati, maka tertingallah kami, Payah... Perjalanan ini sebenarnya berlangsung cukup mengasyikkan karena pemandangan sepanjang jalan cukup memanjakan mata sehingga rasa ngantukku hilang. Tapi belum satu jam meninggalkan Palopo. Tiba" sy dikejutkan oleh olengnya mobil kesebelah kiri yg disertai teriakan kaget sang sopir. Sypun terkejut tp msh bisa bertahan untuk tdk berteriak. Walaupun sy jg sebenarnya ngeri setengah mati. Mobil ini terus melaju dan turun dr aspal di jalan yg berpasir dalam keadaan miring menuju parit dipinggir jalan. Sampai kemudian, GUBRAAAAKKK.... Mobil itu dgn suksesnya terbalik diparit dgn ban diatas.
(To be Continued)

No comments: